BERLIN, KOMPAS.com - Kanselir Jerman Angela Merkel siap menerima tahanan Guantanamo yang sudah dibebaskan. Sebelumnya Jerman sempat menolak permintaan Amerika Serikat (AS) itu, demikian laporan majalah Focus, Sabtu (29/5/2010).

Media itu mengatakan Menteri Dalam Negeri Thomas de Maiziere telah mengirim pesan itu pada pertemuan para pejabat Partai Uni Demokratik Kristen pimpinan Merkel belum lama ini. AS belum lama ini telah meminta Jerman agar mau menerima tiga orang tahanan Guantanamo.

Focus melaporkan para tahanan masing-masing seorang warga Suriah, Palestina dan Yordania. Tidak jelas, berapa banyak tahanan yang akan diterima Jerman.
Di daerah Hamburg dan Brandenburg, de Maiziere dan beberapa pejabat setempat telah memeriksa cara untuk memudahkan kembalinya para tahanan ke kehidupan normal, termasuk membantu mereka mendapatkan pekerjaan dan perumahan. Ada juga kekhawatiran mengenai keadaan psikologis mereka setelah bertahun-tahun hidup dalam tahanan.

Beberapa pejabat daerah di Jerman menentang penerimaan bekas tahanan Guantanamo sepanjang AS sendiri menolak mereka di wilayahnya sendiri, kata majalah tersebut.

Jerman tahun lalu menolak permintaan AS agar menerima dua mantan tahanan Guantanamo, Sebelumnya Jerman juga sempat menolak usul untuk menerima beberapa orang tawanan Uighur China.

Presiden AS Barack Obama telah berjanji menutup penjara bagi para tersangka kasus terorisme itu Januari lalu. Namun Obama gagal memenuhi batas waktu itu antara lain karena penentangan di Kongres AS soal pemindahan sejumlah tawanan ke wilayah AS.

Washington telah meminta bantuan sejumlah sekutunya untuk menyelesaikan masalah para tahanan yang telah dibersihkan dari semua tuduhan namun tidak dapat memulangkan mereka karena khawatir mereka mungkin akan disiksa di negara asal mereka.

Hari Sabtu, Washington Post, mengutip dokumen pemerintah yang belum diungkapkan sebelumnya, melaporkan bahwa sebagian besar tahanan yang ditahan di pangkalan angkatan laut AS di Kuba itu adalah gerilyawan tingkat rendah.

Hanya sekitar 10 persen dari 240 orang yang ditahan di Guantanamo saat Obama resmi berkuasa pada Januari 2009 adalah "para pemimpin, mata-mata atau fasilitator yang terlibat dalam rencana (serangan) terhadap AS", lapor surat kabar itu. Pada awal Mei, 181 orang tahanan masih mendekam di penjara yang ditentang banyak pihak tersebut. (KOMPAS)
Diposting oleh soge
TEHERAN, KOMPAS.com — Presiden Mahmoud Ahmadinejad, Rabu (26/5/2010), mengatakan, dukungan Rusia bagi sanksi-sanksi baru PBB terhadap Iran tidak bisa diterima dan menyerukan Presiden Dmitry Medvedev memikirkan kembali dukungannya pada sikap Washington.

Iran dihina Rusia dan China pekan lalu ketika hanya beberapa jam setelah negara itu menawarkan pengiriman uranium yang diperkaya ke luar negeri, Washington mengumumkan bahwa semua lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB mendukung rancangan sanksi-sanksi baru.Dalam satu kecaman yang tidak biasa dilakukannya terhadap Pemerintah Rusia, Ahmadinejad menyampaikan pidato yang disiarkan televisi yang ditujukan langsung kepada Medvedev yang, menurutnya, tunduk pada tekanan AS untuk mendukung sanksi-sanksi itu.

"Jika saya Presiden Rusia, apabila akan membuat keputusan-keputusan tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan sebuah negara besar (Iran). Saya akan bertindak lebih hati-hati. Saya akan berpikir lagi," kata Ahmadinejad.

"Bangsa Iran tidak tahu apakah mereka (Rusia) sahabat dan tetangga kita? Apakah mereka bersama kita atau mencari sesuatu yang lain?"

"Kita seharusnya tidak melihat, pada saat penting, tetangga kita (Rusia) mendukung negara yang menentang kita, yang telah menunjukkan dendam kepada kita selama 30 tahun," katanya mengacu pada Amerika Serikat, yang memimpin usaha diplomatik internasional bagi sanksi-sanksi baru.

"Ini tidak bisa diterima bagi negara Iran. Saya mengharapkan mereka (Rusia) memberikan perhatian dan melakukan tindakan yang baik."

"Saya mengharapkan bahwa para pemimpin Rusia dan pejabat penting memerhatikan kata-kata persahabatan ini dan melakukan tindakan yang baik dan tidak membiarkan negara Iran menganggap mereka masuk dalam kalangan kelompok musuhnya," katanya.

Ahmadinejad mengatakan, pertukaran bahan bakar nuklir yag disetujui dengan Turki dan Brasil pekan lalu dan disampaikan kepada Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) pada Senin adalah satu kesempatan bersejarah untuk mengatasi jalan buntu dengan Barat menyangkut program nuklir Iran.

"Tidak mungkin pada masa depan negara Iran akan memberikan satu kesempatan baru kepada Tuan Obama," katanya.

Washington dan banyak negara Eropa khawatir, pengayaan uranium Iran bertujuan untuk membuat sejata nuklir.

Iran mengatakan, program nuklirnya hanya untuk tujuan-tujuan damai dan mengatakan bahwa pihaknya memiliki hak kedaulatan untuk mencari teknologi nuklir.

Para pengkritik Barat mengenai perjanjian dengan Turki dan Brasil mengatakan, dengan pertukaran bahan bakar nuklir sesuai dengan perjanjian itu, Iran masih tetap memiliki bahan yang cukup untuk membuat bom atom jika uranium itu diperkaya dalam kadar tinggi, dan itu tidak menghambat kelanjutan program pengayaan uranium Iran.(KOMPAS)
Diposting oleh soge
NEW YORK, KOMPAS.com - Sebanyak 190 negara telah sepakat menjadikan Timur Tengah menjadi zona tanpa nuklir, namun langkah itu akan sia-sia saja tanpa keikutsertaan Israel. Negara-negara penandatangan Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT) tersebut bertemu di Markas Besar PBB di New York, Jumat (28/5/2010).

Dalam upaya mengakhiri jalan buntu perundingan, negara-negara tersebut menyerukan untuk pengadaan suatu konferensi internasional guna mewujudkan Zona Tanpa Nuklir di Timur Tengah pada 2012. Negera-negara tersebut juga mendesak Israel untuk menandatangani NPT.Presiden AS Barack Obama mendukung penuh kesepakatan itu, namun mengatakan ia "menentang keras" upaya pengucilan terhadap Israel. Sementara itu, seorang pejabat Israel mengecam kesepakatan itu dan menyebutnya sebagai "kemunafikan".

Zona Tanpa Senjata Nuklir di seluruh dunia dan perlucutan nuklir merupakan bagian dari NPT, yang ditandatangani pada 1970. Kendati demikian, sejauh ini perjanjian NPT tersebut gagal untuk memperoleh jadwal pasti perlucutan senjata nuklir dari lima negara besar pemilih hak veto di Dewan Keamanan PBB -- AS, Inggris, Perancis, Rusia dan China.

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon memuji deklarasi zona tanpa Nuklir tersebut. "Kesepakatan itu merupakan spirit kerja sama yang sangat penting untuk menciptakan suatu dunia yang lebih aman dan terpelihara," kata Sekjen Ban Ki-moon.

Meskipun AS bergabung dengan 189 negara anggota NPT pada menyetujui suatu konferensi pada 2012, para pejabat senior AS menyatakan memandangnya dengan sebelah mata.

Tujuan utama NPT adalah untuk menghentikan pengembangan senjata nuklir, namun AS, Inggris, Perancis, China, dan Rusia masih tetap mempertahankan rudal-rudal berkepala nuklir mereka. (KOMPAS)
Diposting oleh soge
SEOUL, KOMPAS.com - China tidak akan melindungi siapapun yang bersalah atas tenggelamnya sebuah kapal perang Korea Selatan. Perdana Menteri China, Wen Jiabao, menegaskan hal itu dalam kunjungannya di Seoul, Jumat (28/5), dalam satu pertemuan dengan Presiden Korea Selatan Lee Myug Bak.

Korea Selatan menyalahkan Korea Utara atas tenggelamnya sebuah kapal perangnya 26 Maret lalu yang menewaskan 46 awaknya. Seoul mendesak China mendukung usaha diplomatiknya untuk mengenakan sanksi Dewan Keamanan PBB terhadap Korea UtaraWen mengemukakan kepada Lee bahwa China akan memutuskan sikapnya mengenai masalah itu secara adil setelah meninjau penyelidikan-penyelidikan internasional. "Pemerintah China akan meninjau hasil penyelidikan-penyelidikan internasional dengan cermat dan mempertimbangkan reaksi-reaksi yang serius dari negera-negara yang terkait," kata Wen sebagaimana dikutip juru bicaranya.

"China kemudian akan menentukan sikapnya mengenai masalah ini dalam sikap yang obyektif dan adil. Menurut hasil penyelidikan, China tidak akan melindungi siapapun."

China adalah satu-satunya sekutu penting Korea Utara. Tidak seperti halnya negara-negara lain, China sejauh ini tidak menyalahkan Pyongyang atas insiden tenggelamnya kapal perang Cheonan Korea Selatan tersebut. (KOMPAS)
Diposting oleh soge
Sikap China yang masih gamang soal seteru dua Korea bakal jadi bulan-bulanan negara di kawasan Asia timur. Soalnya, selain Korea Selatan (Korsel) yang gencar menekan China agar mengecam Korea Utara (Korut), Jepang pun ikut-ikutan mendesak.

Tekanan, seturut catatan AP dan Reuters pada Sabtu (29/5/2010), bakal makin deras tatkala Seoul menjadi tuan rumah konferensi tingkat tinggi tiga negara dengan China dan Jepang untuk pencarian jalur diplomatik kasus Cheonan. Sebelumnya, penyelidikan internasional membuat kesimpulan kalau korvet naas itu tenggelam gara-gara serangan torpedo Korut. Sampai sekarang, Beijing enggan mengecam karibnya Korea Utara. Cuma, Beijing memang sudah mengatakan akan menilai bukti-bukti penyelidikan itu secara objektif.

Korsel memang tampak paling getol menuntaskan kasus Cheonan. Makanya, Negeri Ginseng itu menghentikan hubungan dagang dengan Korut.

Tak berhenti sampai di situ, Korsel juga sudah membawa masalah ini ke Dewan Keamanan (DK) PBB. Korsel meminta resolusi dari dewan tersebut. Maka dari itulah, dukungan China dianggap penting karena Negeri Tembok Besar tersebut adalah anggota tetap DK.

Kemarin, Perdana Menteri (PM) China Wen Jiabao sudah mengadakan perundingan bilateral dengan Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak. PM Jiabao sudah mengatakan pihaknya tak akan melindungi siapa pun yang menenggelamkan kapal perang Korsel itu. (KOMPAS)

Diposting oleh soge
Visit the Site
MARVEL and SPIDER-MAN: TM & 2007 Marvel Characters, Inc. Motion Picture © 2007 Columbia Pictures Industries, Inc. All Rights Reserved. 2007 Sony Pictures Digital Inc. All rights reserved. blogger template by blog forum.